Oleh : Kamaruddin Hasan
Tanggal 27 November 2025 menjadi momentum penting bagi Gabungan Pemuda Pelajar Mahasiswa Barru (Gappembar).
Usia 59 tahun bukan sekadar penanda waktu yang panjang, tetapi juga cermin perjalanan sebuah organisasi kepemudaan yang terus bertahan, berubah, dan berusaha relevan di tengah dinamika zaman. Perayaan ini seharusnya tidak hanya mengingatkan pada sejarah, tetapi juga mengundang refleksi mengenai arah baru gerakan pemuda hari ini.
Gappembar memiliki peluang besar untuk menegaskan dirinya sebagai bagian dari “infrastruktur sosial” Barru. Istilah ini merujuk pada kelompok, komunitas, dan organisasi yang menopang kualitas masyarakat. Jika jalan, jembatan, dan pelabuhan adalah infrastruktur fisik, maka pemuda adalah infrastruktur sosial yang menentukan kelincahan suatu daerah menjawab tantangan masa depan. Dalam posisi inilah Gappembar perlu menempatkan dirinya: bukan sekadar organisasi tempat berkumpul, tetapi wadah yang membangun kesadaran, menumbuhkan kecerdasan kolektif, serta melatih kepekaan terhadap persoalan publik.
Tantangan pemuda hari ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Ruang digital menciptakan kebebasan berekspresi yang luas, tetapi di saat yang sama melahirkan aktivisme yang serba cepat dan sering kali dangkal. Dalam kondisi seperti ini, gerakan pemuda membutuhkan orientasi baru. Gappembar perlu bergeser dari pola aktivisme spontan menuju gerakan yang lebih transformasional. Gerakan seperti ini lahir dari pembacaan yang mendalam, pemahaman berbasis data, dan keberanian mengambil inisiatif jangka panjang.
Transformasi gerakan pemuda tidak lahir dari aksi sesaat yang viral, tetapi dari kerja intelektual yang konsisten. Gappembar memiliki sumber daya itu: mahasiswa, pelajar, dan alumni yang tersebar di berbagai disiplin ilmu dapat menjadi mesin produksi gagasan. Forum kajian, riset kebijakan sederhana, hingga diskusi terbuka tentang problem daerah dapat menghidupkan kembali tradisi intelektual yang selama ini menjadi ciri khas organisasi kemahasiswaan. Dengan cara itu, Gappembar dapat tampil sebagai salah satu rujukan pemikiran dan advokasi di Barru.
Di sisi lain, Gappembar tetap harus menjaga peran kritisnya, namun dalam bentuk yang lebih konstruktif. Kritik yang hanya menjadi seruan tidak cukup. Kritik yang berbasis data, disampaikan dengan etika dialog, dan diikuti dengan tawaran solusi justru memiliki daya pengaruh yang lebih kuat. Model gerakan seperti ini memungkinkan Gappembar menjadi mitra kritis bagi pemerintah daerah dan lembaga-lembaga publik lainnya. Mitra yang bukan hanya mengawasi, tetapi juga membantu merancang peta jalan perbaikan.
Kolaborasi semacam itu dapat diwujudkan dalam banyak bentuk. Pendampingan literasi untuk pelajar di desa-desa, pelatihan literasi digital bagi anak muda, kegiatan lingkungan di pesisir dan muara sungai, atau riset sederhana untuk memotret persoalan UMKM lokal. Program seperti itu jauh lebih efektif menunjukkan kontribusi daripada sekadar retorika pergerakan. Organisasi menjadi relevan bukan karena suaranya keras, tetapi karena kemampuannya memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Refleksi usia 59 tahun juga momentum menata ulang identitas organisasi. Gappembar perlu kembali menjadi rumah intelektual, tempat pelajar dan mahasiswa membangun kepercayaan diri berpikir dan berbicara secara kritis. Di saat yang sama, Gappembar juga adalah ruang kaderisasi kepemimpinan yang menanamkan integritas, kreativitas, dan keberanian moral. Identitas ini harus hadir bukan hanya dalam kegiatan seremonial, tetapi dalam setiap tindakan organisasi.
Ke depan, Gappembar perlu memastikan bahwa gerakannya tetap bertumpu pada nilai. Nilai kejujuran, keberpihakan pada masyarakat, penghormatan pada keberagaman, serta komitmen terhadap masa depan Barru harus menjadi pilar yang menggerakkan organisasi. Di tengah arus pragmatisme politik dan kompetisi yang sering kali tidak sehat, keberanian memegang nilai justru menjadi pembeda organisasi pemuda yang matang.
Usia 59 tahun bukan berarti Gappembar menjadi tua. Sebaliknya, ini adalah usia yang menuntut kedewasaan baru. Kedewasaan untuk melihat lebih jauh, bergerak lebih terukur, dan berkontribusi lebih bermakna. Pemuda selalu menjadi harapan perubahan, tetapi perubahan hanya lahir dari organisasi yang berpikir dan bergerak sekaligus.
Gappembar berada di titik sejarah yang penting. Generasi sekarang memegang kendali arah organisasi, sementara generasi sebelumnya menjadi sumber inspirasi dan jejaring kekuatan sosial. Bila keduanya saling memperkuat, Gappembar tidak hanya akan menjadi organisasi yang bertahan lama, tetapi juga organisasi yang memberi makna bagi daerahnya.
Di usia 59 tahun ini, semoga Gappembar semakin yakin bahwa masa depan Barru membutuhkan organisasi kepemudaan yang kritis, kontributif, dan tetap setia pada nilai-nilai perjuangan. Pemuda adalah infrastruktur sosial; dan Gappembar, sejak awal berdirinya, adalah bagian penting dari fondasi itu. Semoga api intelektual dan energi geraknya terus menyala untuk Barru dan Indonesia.
Selamat Milad 59 Gappembar.
*Penulis merupakan Rektor ITBA Al Gazali Barru dan Alumni Gappembar.
Posting Komentar untuk "Pemuda dan Rekonstruksi Ekosistem Sosial: Refleksi 59 Tahun Gappembar"