Shalawat bergema di Gedung Pusat Kegiatan Guru (PKG) Takkalasi. Panggung penuh warna dengan hiasan aneka parsel Maulid, duduk rapi di kiri kanan, sementara deretan guru dan siswa larut dalam lantunan doa.
Itulah wajah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M yang diselenggarakan keluarga besar satuan pendidikan PAUD, TK, SD, dan SMP se-Kecamatan Balusu, Jumat 26/9/2025.
Di tengah suasana religius itu, ada momen yang tak biasa. Lapati, seorang kepala sekolah 1qUPTD SDN 194 Barru di Pacciro, akhirnya dipertemukan dengan Bupati Barru. Pertemuan itu terjadi bukan dalam forum resmi atau rapat kerja, melainkan dalam suasana penuh berkah—peringatan Maulid Nabi.
Lapati datang dengan segala kerendahan hati, membawa cerita tentang kondisi sekolahnya yang menjadi langganan banjir setiap tahun, anak-anak didiknya yang tekun belajar meski kursi dan papan tulis sudah mulai menua. Ia tahu, kesempatan bertemu Bupati adalah ruang untuk menyampaikan suara pendidikan di pelosok.
Saat namanya dipanggil untuk bersalaman, langkahnya sedikit gemetar, tapi matanya penuh harapan.
“Anak-anak kami di Pacciro Kelurahan Takkalasi sangat bersemangat belajar, Bu Bupati. Kami hanya butuh sedikit perhatian karena Sekolah kami langganan banjir setiap tahun”, ucap Lapati lirih, dengan suara nyaris bergetar.
Bupati Barru A. Ina Kartika Sari, SH, M. Si mendengarkan dengan wajah teduh. Ia tidak sekadar mengangguk, tetapi memberi jawaban yang menenangkan dan berjanji untuk memberikan perhatian khusus sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya.
“Pendidikan adalah amanah besar. Saya percaya, guru-guru seperti Bapak adalah cahaya di pelosok. Mari kita jaga anak-anak ini bersama-sama,” katanya, disambut tepuk tangan hadirin.
Bagi Lapati, jawaban itu bukan sekadar janji politik. Dalam nuansa Maulid, ia merasakannya sebagai doa yang dijawab.
Sejenak, ia merasa perjuangannya sebagai guru dan kepala sekolah tak lagi sendiri. Ada pemimpin yang mendengar, ada masyarakat yang menyaksikan, dan ada Tuhan yang menguatkan.
Perayaan Maulid di Balusu tahun ini pun menjadi lebih dari sekadar peringatan kelahiran Nabi. Ia menjelma kisah tentang perjumpaan seorang kepala sekolah sederhana dengan pemimpinnya, diikat oleh shalawat, doa, dan harapan besar akan masa depan pendidikan Barru.(SM)
Posting Komentar untuk "Ketika Lapati dengan Bupati Dipertemukan dalam Suasana Maulid"