Garuk Kepala Sebelum Jepret, Ritual Wajib Sang Pemburu Momen

Di balik setiap foto keren kegiatan pemerintahan, selalu ada satu sosok yang jarang terlihat di depan kamera, tapi justru paling sibuk di belakangnya, dia adalah Andi Fadly. 

Fotografer yang satu ini punya gaya khas: kalau belum garuk kepala, belum tenang untuk menekan tombol shutter.

Dengan kamera menggantung di leher, langkah sigap tapi wajah penuh perhitungan, Fadly seperti selalu terjebak dalam dilema abadi, ini momen bagus difoto atau tunggu cahaya sedikit miring ke kanan?
 

Sementara orang lain duduk manis mendengarkan sambutan, dia sibuk menimbang angle terbaik, mengatur fokus, atau mungkin sedang berdoa dalam hati agar memory card-nya belum penuh.

Dari pojok ruangan, di balik tirai, bahkan di sela kerumunan tamu, Fadly jadi saksi bisu berbagai momen, yang heroik, haru, bahkan kadang kocak. Tapi bagi dia, semua itu punya nilai yang sama: layak diabadikan.


 “Foto itu bukan sekadar gambar, tapi cerita,” katanya suatu kali sambil tersenyum tipis, tangan masih sibuk membersihkan lensa.

Yang lucu, gaya Fadly saat memburu momen sering kali ikut jadi hiburan tersendiri. Ia bisa tiba-tiba jongkok, miring, bahkan ngesot atau berputar cepat mencari sudut terbaik  membuat orang-orang di sekitar menahan tawa. 

Tapi justru dari gaya itulah, lahir foto-foto terbaik yang kita lihat di setiap rilis resmi.

Bagi Fadly, tak ada momen kecil. Semua berharga, asal diabadikan dengan hati.
Dan sebelum semua itu terjadi, selalu ada satu kebiasaan legendaris yang tak pernah ia lewatkan: garuk kepala dulu, baru jepret. (SM) 

Posting Komentar untuk "Garuk Kepala Sebelum Jepret, Ritual Wajib Sang Pemburu Momen"