Suasana di Aula Institut Teknologi Bisnis dan Administrasi (ITBA) Al Gazali Barru yang berada kompleks Kampus I di jalan Jend. Sudirman Kelurahan Sumpang Binangae Barru pagi itu Senin, terasa berbeda dari biasanya.
Ketua dan Pembina Yayasan, Rektor dan Civitas Akademika, hingga Ratusan mahasiswa baru yang duduk rapi di kursi berjejer bukan hanya datang untuk mendengarkan kuliah umum perdana, tapi juga menyaksikan momen yang sarat makna.
Di hadapan mereka, Bupati Barru Andi Ina Kartika Sari, S.H., M.Si. berdiri dengan senyum hangat. Ada aura kebanggaan sekaligus kerendahan hati yang ia pancarkan.
Sambil memandang ke sekeliling aula, ia tiba-tiba menuturkan sebuah pengakuan yang membuat suasana hening sesaat.
Mengawali sambutannya, Andi Ina mengatakan, ITBA Al Gazali bukan sekadar kampus yang melahirkan sarjana. Lebih dari itu, kampus ini telah memberi Barru banyak putra-putri terbaik yang kini mengabdi diberbagai sektor, termasuk sebagai ASN dengan kompetensi dan integritas.
"Di aula ini saya pernah berdiri, ditetapkan sebagai Bupati setelah melewati perjalanan panjang. Karena itu, secara pribadi, saya merasa ITBA bukan hanya bagian dari dunia pendidikan, tetapi juga bagian dari hidup saya. Sulit rasanya memisahkan diri dari kampus ini, sebab di setiap sudutnya tersimpan kenangan, doa, dan harapan untuk Barru yang terus kita bangun bersama. Jadi saya kembali berdiri di sini terasa seperti pulang ke rumah,” katanya suara bergetar tipis namun penuh makna.
Sekejap, tepuk tangan mahasiswa dan hadirin pun pecah, seolah ikut merasakan perjalanan panjang yang telah dilalui Anggota DPRD Prov Sulsel tiga priode itu.
Kehadiran Bupati Andi Ina memberi kuliah umum itu kemudian berubah bukan sekadar forum akademik. Ia menjelma menjadi ruang berbagi pengalaman hidup, inspirasi, sekaligus harapan.
Andi Ina memaparkan tiga peran penting keberadaan perguruan tinggi: mencetak SDM unggul yang kritis, kreatif, dan berkarakter; menjadi pusat riset dan inovasi untuk menjawab tantangan nyata masyarakat; serta bertindak sebagai agen perubahan sosial dengan menanamkan integritas dan kepedulian.
“Kampus bukan menara gading, melainkan mercusuar pembangunan. Laboratorium baru yang kita resmikan hari ini harus menjadi dapur gagasan, tempat lahirnya solusi bagi masalah masyarakat,” ucapnya penuh semangat.
Wajah-wajah muda mahasiswa baru yang memenuhi aula itu terlihat terinspirasi. Beberapa mengangguk, sebagian lainnya tampak sibuk mencatat. Seolah kata-kata yang terlontar dari seorang perempuan pertama yang menjadi Bupati Barru itu menjadi bahan bakar untuk menyalakan mimpi mereka.
Tak lupa, Andi Ina mengingatkan tantangan yang masih dihadapi Barru diantaranya, pemerataan pendidikan, pengangguran, hingga transformasi birokrasi. Ia berharap ITBA Al Gazali hadir sebagai mitra sejati pemerintah, penghubung antara teori di kelas dengan solusi nyata di lapangan.
“Teruslah belajar, berkarya, dan mengabdi. Jangan hanya menunggu perubahan, tetapi jadilah agen perubahan. Masa depan Barru, bahkan Indonesia, ada di tangan kalian,” katanya, memberi penekanan sambil menatap mahasiswa satu per satu.
Bagi mahasiswa baru, kuliah umum ini terasa istimewa. Mereka tidak hanya mendengar teori pembangunan, tetapi juga kisah seorang pemimpin yang kembali ke ruang bersejarah dalam hidupnya, tempat ia pernah melangkah menuju amanah besar sebagai Bupati.
Rektor ITBA Al Gazali, Prof. H. Kamaruddin Hasan, turut melaporkan transformasi kampus dari STIS ke STIA hingga menjadi ITBA, dengan lebih dari 1.800 mahasiswa aktif yang datang dari berbagai daerah. Namun pagi itu, data dan angka terasa bukan yang utama.
Yang lebih kuat terasa adalah ikatan emosional: antara pemimpin, kampus, dan generasi muda yang sedang menyiapkan masa depan.
Sekali lagi Aula itu menjadi saksi lahirnya tekad. Bagi Bupati, tekad untuk terus mendorong pendidikan. Dan bagi mahasiswa baru, tekad untuk menjadi bagian dari perubahan,serta bagi Barru tentunya tekad untuk menatap masa depan dengan penuh harapan.(syam md)
Posting Komentar untuk "ITBA Al Gazali : Saksi Sejarah Titik Awal Kepemimpinan Andi Ina Membangun Barru"