Jalanan mulai menyempit ketika kendaraan meninggalkan pusat Kabupaten Barru. Aspal mulus pun perlahan berganti menjadi jalan berliku dan menanjak. Di kiri kanan jalan, hamparan sawah bertingkat beradu indah dengan hutan lebat yang sesekali disapu kabut tipis.
Di kejauhan terlihat punggung pegunungan menjulang, seakan menjadi benteng yang melindungi sebuah desa yang tersembunyi di baliknya. Itulah Desa Gattareng, wilayah terjauh di Kecamatan Pujananting dan di sanalah, denyut kehidupan Barru berlanjut jauh dari keramaian.
Hari itu , desa ini bersolek menyambut tamu istimewa. Bendera merah putih dan umbul-umbul berkibar di sepanjang jalan masuk, anak-anak berlari-lari kecil sambil melambaikan tangan, dan para tetua desa berdiri berjejer penuh rasa hormat.
Dari balik debu jalan, mobil beriring dan rombongan terlihat mendekat, menandai kedatangan Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari dan rombongan.
Dengan senyum tulus, dan salam yang tak putus, Bupati melangkah mantap di antara tepuk tangan warga. Meski ada rasa lelah dalam perjalanan jauh, namun di wajahnya, tergambar rasa bahagia yang sama dengan warga yang menyambutnya, sebuah perayaan sederhana yang sarat makna.
Kedatangannya kali ini bukan sekadar kunjungan kerja. Ia hadir untuk mengikuti syukuran pasca panen, sebuah tradisi yang menandai keberhasilan warga dalam memanen hasil bumi mereka.
"Alhamdulillah, tahun ini hasilnya panen luar biasa. Hasilnya meningkat, mencapai 4.600 karung lebih. Kehadiran Ibu Bupati menjadi kebanggaan besar bagi kami.” sebut A. Maskur tokoh masyarakat setempat melaporkan dengan bangga.
Di hadapan warga, Bupati Andi Ina tak hanya memberikan apresiasi, tapi juga mengajak untuk bermimpi lebih besar. Panen tiga kali setahun, pengembangan kopi dan cengkeh, serta penertiban ternak demi lahan yang lebih produktif. Ia bahkan menyiapkan Peraturan Bupati untuk mendukung pengelolaan ternak yang lebih baik.
Syukuran ini berlangsung hangat: doa bersama, hidangan hasil bumi, dan tawa yang pecah di antara percakapan warga.
Di Desa Gattareng yang jauh di balik pegunungan ini, perjalanan panjang terbayar dengan sambutan tulus, semangat gotong royong, dan harapan yang tumbuh bersama musim tanam berikutnya.
Bagi warga Gattareng, syukuran panen adalah lebih dari sekadar perayaan. Ia adalah bukti bahwa meski berada di ujung peta Barru, semangat dan hasil kerja keras mereka tetap menjadi bagian penting dari denyut kemajuan kabupaten ini.(syam m. djafar)
Posting Komentar untuk "Andi Ina Menembus Pegunungan, Disambut Senyum Warga Gattareng"